I.
PENDAHULUAN
1.2
Tujuan
-
Mengetahui secara langsung
organ-organ dalam yang ada dalam marmut
-
Mendeskripsikan organ-organ
reproduksi internal yang ada dalam tubuh marmut
2.2
Dasar Teori
Mamalia
adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar mamae dipunyai
oleh hewan betina yang tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan
dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang.
Kulitnya terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Walker, et al 2014).
Marmut
merupakan hewan coba yang mudah diperiksa secara klinis. Hewan ini mudah
dipegang dan dikendalikan dan jarang menggigit. Sejak abad ke-17 marmut telah
digunakan dalam penelitian biologi. Pada abad ke 19 dan abad ke 20 marmut
digunakan dalam penelitian atau sebagai model untuk kondisi medis manusia
seperti juvenile diabetes, tuberkulosis, kudis dan komplikasi kehamilan.
Sebagai hewan coba, marmut dapat digunakan untuk penelitian ekstensif dalam
bidang imunologi, genetik, penyakit-penyakit infeksius, nutrisi, dan gnotobiology
(Muliani, 2014).
Mamalia merupakan kelompok yang mempunyai
derajat paling tinggi dalam dunia hewan. Semua tubuhnya tertutup kulit yang
berambut dan berdarah panas. Sebutan mamalia berdasarkan dengan adanya kelenjar
mammae pada hewan betina untuk menyusui anaknya yang masih muda. Mamalia
memiliki tubuh yang terdiri dari tiga bagian yaitu caput (kepala), cervix
(leher) dan truncus (badan). Gigi mamalia dapat berdiferensiasi yang diduga
berasal dari reptil sinadom. Mamalia melakukan respirasi melalui paru-paru yang
mengandung banyak bagian kecil-kecil. Mamalia mempunyai dua fragmen muscular,
pada laringnya terdapat pita suara, dan mempunyai jantung dengan empat ruang
yang terbagi secara sempurna menjadi dua serambi dan dua bilik. Lubang
genitalia dan anus terpisah baik pada jantan maupun betina (Brotowijoyo, 1993).
Mamalia
tubuhnya dapat dibedakan menjadi caput, truncus dan cauda. Caput dihubungkan
dengan truncus dan leher. Cauda tidak memiliki homo sapiens ekstern, tetapi
masih dimiliki homo sapiens intern yang memiliki vertebrae yang membentuk,
walaupun jumlahnya hanya tiga yang mengalami reduksi. Tubuh mamalia dilindungi
oleh rambut-rambut. Kulitnya mengandung bermacam-macam kelenjar, di dalam
alveolus yang bentuk dan besarnya berbeda-beda dalam dua induk (heterodon),
menggali dan berenang. Jari kaki mempunyai cakar, kuku atau telapak. Jantung
terbagi menjadi enpat ruangan dengan sekat-sekat yang sempurna. Lengkung aorta
hanya satu, yaitu disebelah kiri. Paru-paru relatif besar dan hanya terdapat
dalam rongga dada. Sekat rongga tubuh yaitu diafragma yang terletak antara
rongga dan perut (Djuhanda, 1992).
Marmut
(Cavia porcellus) merupakan hewan dari kelas mamalia yang
berdarah panas (homoioterm). Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak
terpengaruh terhadap lingkungan luar dimana mereka dapat mempertahankan suhu
tubuhnya karena didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Marmut
merupakan anggota mamalia yang berordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat
seperti tikus dan kelinci yang mempunyai gigi pemotong seperti pahat dan
berguna untuk memotong dan mengerat (Brotowijoyo, 1993). Storer dan Usinger (1997), mengklasifikasikan
Marmut (Cavia porcellus) sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Sub
phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Cavidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
Marmut
(Cavia porcellus) mempunyai
badan pendek, kuat dengan kaki dan telinga yang pendek. Marmut biasanya tinggal di lubang-lubang dalam tanah
atau dalam sarang diantara rumput tinggi. Hidupnya membentuk kelompok kecil
tetapi juga kadang membentuk kelompok besar. Badan marmut gemuk, pendek, dan
mudah menyimpan panas dengan baik pada suhu rendah dari pada suhu tinggi (Walter,
H, 2003).
Marmut mempunyai
suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh terhadap lingkungan luar
(homoitermis) yaitu mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya apabila suhu
lingkungan tidak kurang dari 180C dan tidak lebih dari 400C karena
didukung oleh rambut yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Kulit banyak mengandung
kelenjar yaitu kelenjar sebacius, keringat, bau, dan susu. Hewan ini
mempunyai kaki depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan
bercakar, namun tidak memiliki taring. Cavia porcellus mempunyai
badan pendek, kuat, dan bertelinga pendek (Brotowidjoyo, 1993). Marmut sebagai
hewan pengerat yang memakan dan memotong. Membran nictionas struktur kelenjar
susu yang terletak di lipatan paha, alat kelamin luar dan tungkai terdapat pada
badannya. Tungkai depan berjari empat dan tungkai berjala tiga (Niraj, 2012).
Cavia
porcellus termasuk ordo
rodentia,yang jumlahnya kira-kira 3000 jenis. Telinga marmut dilengkapi daun telinga (pina auricula), pada mulut terdapat labium inferior dan labium superior.
Cavia porcellus termasuk ordo rodentia yang merupakan
anggota mamalia yang bagian caecumnya berkembang lebih baik dari semua mamalia
yang ada dalam satu spesies. Ordo Rodentia mempunyai ciri-ciri antara lain pentadactyl atau jari-jari dengan cakar, berbentuk pahat dan dapat
tumbuh terus, tidak ada dentis kanini.
Jumlah dentis premoralis variable,
mulut sebelah depannya dibatasi oleh bibir atas dan bawah. Bibir atas
ditengah-tengahnya bercelah sehingga gigi-giginya terlihat. Gigi marmut pada
masing-masing rahang ada dua. Lengan bawah dapat pronasi dan supinasi,
sedangkan khususnya untuk genus Cavia
memiliki ciri tidak berekor. Uterusnya bertipe
duplex, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus
terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Walker et al,2014).
Lidah marmut dilapisi oleh selaput lendir dan tonjolan-tonjolan kecil yang
banyak mengandung sel-sel indra perasa yang berhubungan dengan saraf. Caecum marmut berfungsi untuk cadangan
makanan sementara, sedangkan pankreas berfungsi sebagai kelenjar cerna dan
kelenjar buntu yang menghasilkan hormon insulin. Tubuh
mamalia pada umumnya dapat dibedakan secara jelas antara caput, cervix, truncus,
dan cauda. Mulut, lubang hidung, mata
dan lubang telinga pada marmut terdapat pada bagian caput. Telinga marmut dilengkapi daun telinga (pina auricula), pada mulut terdapat labium inferior dan labium
superior (Radiopoetro, 2006).
Marmut
termasuk dari reptil Sinodon (periodik Triassik) yang giginya berdiferensiasi.
Ordo paling besar adalah rodentia, misalnya tandir beaver, tikus dan
hewan-hewan kecil yang mempunyai gigi seri sebagai gigi pengerat. Kelenjar pada
kulit mamalia antara lain sebacius, kelenjar keringat, kelenjar bau, dan
kelenjar mamae. Pernafasan dengan pulmo, laring mempunyai tali suara, muscullus
diafragmaticus sempurna memisahkan pulmo dan cor dengan rongga abdominalis.
Ordo rodentia mempunyai tubuh kecil, beranggota badan, berjari lima dan berkuku
(Satoh, 2007).
Sistem
sirkulasi induk dengan sirkulasi embrio atau fetus tidak berhubungan
langsung. Ketika lahir, anaknya menerima secara terus menerus makanan dari
induknya dalam bentuk air susu. Pertukaran udara pada mamalia terjadi di
paru-paru disempurnakan oleh gerak rongga dada dan diagframa pada mamalia,
septum jantung bersifat sempurna, dan memberi empat kamar yang benar-benar
terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari badan dan ventrikel
kanan memompa darah yang kuat ke paru-paru untuk melepaskan karbondioksida dan
mengambil persedian oksigen kembali ke atrium kiri dan dipompa keluar dengan
kuat ke semua organ dan jaringan tubuh. Sistem pernafasannya
yaitu trachea, glottis, dan larynk. Glottis adalah lubang masuk dari pharynk ke
trachea. Pangkal trachea yang melebar seperti kotak dinamakan larynk. Bagian
ini tidak hanya untuk lewatnya udara saja, tetapi juga berguna sebagai alat
suara (Bookhout, 2015).
II.
METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
Alat bedah
|
1 set
|
Marmut jantan
|
1 ekor
|
Nampan wadah
|
1 buah
|
Tissue
|
Secukpnya
|
Toples
|
2 buah
|
Kloroform
|
Secukupnya
|
Jarum pentul
|
4 buah
|
Kapas
|
Secukupnya
|
|
|
|
|
2.2. Prosedur Kerja



![]() |
III.
HASIL PENGAMATAN
No
|
Foto Pribadi
|
Literatur
|
Keterangan
|
1.
1.
|
Morfologi
Luar
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Mata (organon visus)
b.
Daun telinga (pinna auricularis)
|
2.
|
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Nares (Lubang hidung)
b.
Mulut (Rima Oris)
|
3.
|
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Insisivus (gigi seri)
|
4.
|
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Badan (truncus)
b.
Anggota gerak (ekstremitas)
c.
Lekuk perineum
|
5.
|
Alat Kelamin Jantan
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Alat kelamin eksternal jantan
|
6.
|
Alat Kelamin Betina
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Alat kelamin eksternal betina
|
7.
|
Puting Susu Pada Betina
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Yudhi, 2016)
|
a.
Puting susu
|
8.
|
Organ
Dalam
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
a.
Jantung
b.
Paru-paru
c.
Hati
d.
Lambung
e.
Usus halus
f.
Usus besar
g.
Kandung kemih
h.
Ogan reproduksi
i.
Ginjal
|
9.
|
Hati
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ria, 2011)
|
Hati berfungsi untuk menetralisir racun dalam tubuh.
|
10.
|
Jantung
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ria, 2011)
|
Jantung berfungsi untuk memompa darah .
|
11.
|
Paru-Paru
![]()
(Sumber: Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ria, 2011)
|
Paru-paru sebagai sistem pernapasan, pergantian O2
dan H2O.
|
12.
|
Ginjal
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ria, 2011)
|
Ginjal berfungsi sebagai alat eksresi, penyerapan
dan penyaringan darah.
|
13.
|
Usus Halus
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Usus halus berfungsi untuk pengenceran dan
penyerapan makanan yang masuk ke dalam tubuh.
|
14.
|
Usus Besar
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Usus besar berfungsi untuk memproses sisa-sisa
makanan yang idak dapat dicerna atau diserap.
|
15.
|
Lambung
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ria, 2011)
|
Lambung sebagai salah satu organ pencernaan.
|
16.
|
Kantung Kemih
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Kantung kemih berfungi untuk menampung urine
sementara.
|
17.
|
Uterus
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Ureter berfungsi sebagai tabung fibroskular yang
mengeluarkan urine dari kandung kemih.
|
18.
|
Organ dalam kelamin
jantan
![]()
(Sumber: Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Alat kelamin jantan berfungsi sebagai organ dalam
reproduksi jantan.
|
19.
|
Ovarium
![]()
(Sumber:
Dok.Pribadi,2017)
|
![]()
(Sumber: Ferry, 2013 )
|
Alat kelamin betina berfungsi sebagai organ
reproduksi betina, untuk memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon.
|
IV.
PEMBAHASAN
Storer
& Usinger (1997), mengklasifikasikan Marmut (Cavia porcellus) sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Sub
phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Familia : Cavidae
Genus : Cavia
Spesies : Cavia porcellus
Pada praktikum kali ini mengamati morfologi luar dan dalam yang ada di
tubuh marmut. Hasil pengamatan morfologi luar pada marmut yaitu tubuh marmut terdiri
dari caput (kepala), cervix (leher), truncus
(badan), extrimitas (anggota badan), dan cauda (ekor). Caput terdiri dari
mulut, lubang hidung, mata dan daun telinga. Pada truncus terdapat alat
kelamin, lekuk perineum, dan puting susu. Hal ini sesuai dengan perrnyataan
menurut Manter (1999), caput marmut terdiri atas rima oris, nares externa, mata
dan telinga. Rima oris (mulut) dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan
labium superior (bibir atas) yang bercelah sehingga tampak incisivi (gigi seri).
Nares externa (lubang hidung), letaknya dorsal dari rima oris. Sekitar nares
externa dan rima oris terdapat vibrisae (rambut-rambut peraba) yang juga
terdapat di sekitar mata. Mata marmut dibatasi oleh palpebra superior (kelopak
mata atas) dan palbebra inferior (kelopak mata bawah), dan pada sudut mata
sebelah anterior terdapat membrane nictitans. Telinga mempunyai pinaauricula
(daun telinga), sedangkan membran tympani (selaput gendang pendengaran)
terletak pada rongga telinga tengah. Truncus marmut terbagi menjadi thorax
(dada), sepasang extrimitas anterior yang berjari (digiti) empat, abdomen
(perut), dan extrimitas anterior yang berjari tiga. Didekat anus terdapat lekuk
perineum yang memiliki kelenjar bau yang berfungsi untuk menarik perhatian
lawan jenis. Hal ini sesuai dengan pembahasan menurut Jasin (2002), bagian yang menarik pada marmut adalah cara hewan ini untuk menarik
lawan jenisnya, yaitu dengan cara menyebarkan bau yang dihasilkan dari kelenjar
yang terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis ayau
vulva, peristiwa inidisebut hedonik.
Pada morfologi organ dalam didapat 10 organ dalam tubuh marmut yaitu
jantung (cor), paru-paru (pulmo), hati (hepar), ginjal (ren), lambung, usus
halus, usus besar, kantung kemih, uretra, alat kelamin jantan, ovarium (pada
marmut betina). Hal ini sesuai dengan pembahasan menurut Radiopoetro (2006),
Jantungnya terdiri dari 4 ruang masing-masing terpisah yang terdiri dari 2
atrium dan 2 ventrikel. Sistem pencernaan Marmut terdiri dari esophagus, gastrum
yang terdiri dari pars cardia, fundus dan pars pylorica, duodenum, jejunum,
ileum, caecum (usus buntu), colon (usus besar) yang terdiri dari colon
ascendens (yang mengarah ke atas), colon descendens (yang mengarah melintang),
colon descendens ( yang mengarah ke bawah) dan colon zigmoideum ( colon
terakhir), rectum merupakan usus akhir dari kotoran (feses) yang di keluarkan
melalui anus. Hepar ( hati), terdiri dari 7 lobi, menghasilkan cairan empedu
melalui ductus hepaticus dan disimpan dalam vesica felea ( kantong empedu).
Pancreas, letaknya di antara duodenum yang berbentuk huruf U. Lien ( limpa)
letaknya dekat dengan lambung, berwarna merah seperti keping biji kacang.
Menurut Storer (1997), sistem pencernaan Marmut terdiri dari esophagus, gastrum
yang terdiri dari pars cardia, fundus dan pars pylorica, duodenum, jejunum,
ileum, caecum (usus buntu), colon (usus besar) yang terdiri dari colon
ascendens (yang mengarah ke atas), colon descendens (yang mengarah melintang),
colon descendens (yang mengarah ke bawah) dan colon zigmoideum (colon
terakhir), rectum merupakan usus akhir dari kotoran (feses) yang di keluarkan
melalui anus. Hepar (hati), terdiri dari 7 lobi, menghasilkan cairan empedu
melalui ductus hepaticus dan disimpan dalam vesica felea (kantong empedu).
Sistem urogenitalis pada C. porcellus meliputi
sistem ekskresi dan sistem genitalia. Sistem ekskresi tersusun atas ginjal,
ureter, dan uretra. Sistem genitalia betina pada marmut tersusun
atas beberapa organ. Ovarium, tuba falopi, oviduct (Weichert,
2004). Sistem genitalia jantan meliputi testis bulat terdapat
dalam scrotum, ductus defferents, epididymis organ yang melekat pada
testis yang tersusun atas caput epididymus, corpus epididymus, dan cauda
epididymus dan ductus defferents, berpasangan berjalan ke sebelah dorsal
dari vesica urinaria dan bermuara pada urethra dilanjutkan ke dalam penis.
(Djuhanda, 1992).
Perbedaan yang paling jelas antara jantan
dan betina adalah alat kelamin yang berbeda dan puting susu yang terdapat pada
marmot betina. Hal ini sesuai dengan pembahasan menurut Schuamer (2013), alat kelamin
jika dipencet keluar berarti jantan, sedangkan untuk betina tidak demikian
,untuk jenis kelamin betina memiliki ciri khusus dengan jumlah puting susu 2
sampai 4 buah hal ini perlu dipahami karena marmut yang produktif bisa
melahirkan anakan lebih dari 2 ekor sehingga jumlah payudara mencukupi untuk
mensuplay susu.
Setiap organ mempunyai fungsi nya masing-masing. Hati berfungsi untuk
menetralisir racun dalam tubuh, Jantung berfungsi untuk memompa darah,
Paru-paru sebagai sistem pernapasan, pergantian O2 dan H2O,
Ginjal berfungsi sebagai alat eksresi, penyerapan dan penyaringan darah, Usus
halus berfungsi untuk pengenceran dan penyerapan makanan yang masuk ke dalam
tubuh, Usus besar berfungsi untuk memproses sisa-sisa makanan yang idak dapat
dicerna atau diserap, Lambung sebagai salah satu organ pencernaan, Kantung
kemih berfungi untuk menampung urine sementara, Uretra berfungsi sebagai tabung
fibroskular yang mengeluarkan urine dari kandung kemih, Alat kelamin jantan
berfungsi sebagai organ dalam reproduksi jantan, Alat kelamin betina berfungsi
sebagai organ reproduksi betina, untuk memproduksi sel telur dan mengeluarkan
hormon.
Ketika dilakukan pembedahan, organ pertama yang di ambil adalah jantung
karena letaknya yang paling atas dilindungi oleh tulang rusuk, kemudian
paru-paru di belakang jantung dan di belakang
paru-paru ada pankreas. Kemudian diambil bagian hati letaknya di bawah
jantung, lalu lambung dan usus yang menyatu berada di bawah hati. Setelah
lambung dan usus di angkat, terlihat bagian ginjal yang berada dibelakang hati
dan usus. Uretra dan organ reproduksi letaknya ada di bagian paling bawah.
V.
KESIMPULAN
·
Pada praktikum ini praktikan dapat
mengetahui organ-organ dalam yang ada di tubuh marmut yaitu ada jantung(cor),
paru-paru (pulmo), hati (hepar), ginjal (ren), usus halus (intesnium tenue),
usus besar (intesnium crasum), lambung, uretra, dan alat kelamin jantan.
·
Pada organ reproduksi jantan yang
eksternal dapat terlihat dengan jelas yaitu sedikit menonjol dari permukaan,
sedangkan organ reproduksi betina tidak. Pada organ reproduksi internal, pada
jantan terlihat adanya saluran-saluran, penis dan testis. Pada betina terlihat
memiliki ovarium yang sepasang.
DAFTAR PUSTAKA
Bookhout, G Cazlyn .2015. The Development Of The
Guinea Pig Ovary From Sexual Differentiation To Maturity. Journal Of
Morphology. 77(2) : 233-263.
Brotoatmojo,. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga.Jakarta.
Djuhanda, T. 1992. Anatomi Dari 4 Spesies Hewan Vertebrata.
Amrico. Bandung.
Jasin,
Maskoeri.2002. Sistematika Hewan
Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Jaya. Surabaya.
Manter, H. W. and Miller. 1999. Introduction to Zoology. Harper and Brothers. New York.
Muliani
Hirawati, 2014. Perubahan Tinggi Sel Epitelium Villi Ventrikulus Marmut (Cavia Porcellus
L.) Setelah Pemberian Teh Hijau. Jurnal
Anatomi Dan Fisiologi.22(1),: 30 – 45.
Niraj, C. B.
& Vardhan, H. B. 2012. Impact Of Moringa
Leaves On Erythrocytes Maturation In A Mammal Caviaporcellus. Department Of
Zoology Veer Kunwar Singh University Ara Bhojpur Bihar. India.
Radiopoetro.2006. Zoologi. Erlangga. Jakarta.
Satoh, Kazuhiko. 2007. Comparative Functional
Morphology Of Mandibular Forward Movement During Mastication Of Two Murid
Rodents, Apodemus Speciosus (Murinae) And Clethrionomys Rufocanus (Arvicolinae).
Journal Of Morphplogy. 231 (2) : 131-142.
Schuamer, James. 2013. Equine
Medicine, Surgery, and Reproduction Second Edition. Sunders elsvier. New
York.
Storer, T. I. & Usinger, R. L.
1997. General Zoology. Mc Graw-Hill
Company Inc. New York.
Walker, L. I., Soto, M. A. & Spotorno, Á. E. 2014. Similarities And
Differences Among The Chromosomes Of The Wild Guinea Pig Cavia Tschudii And The
Domestic Guinea Pig Cavia Porcellus (Rodentia, Caviidae). Journal Of The American Animal
Hospital Association. 33 (3) : 197-204.
Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 2003. Biology Of The Vertebrates. The Macmilan
Company. New York.
Weichert,
C. K. 2004. Element of Chordata Anatomy 4th Edition.
Mc. Graw-Hill Publishing Company Limited. New Delhi.
Daftar pustaka literatur
Ferry Dwireastuhendra.2013. Laporan Praktikum Struktur Hewan Tentang Marmot. Diakses di http://ferrydwirestuhendra.blogspot.co.id/2013/07/laporan-praktikum-struktur-hewan.html. [pada
tanggal 25 Maret 2017]. [pukul 13.18 WIB].
Ria Agustina.2011. Anatomi Marmut (Mus
musculus). Diakses di http://riaagustina2011.blogspot.co.id/2016/06/anatomi-marmut-mus-musculus-hasil-bedah.html. [pada
tanggal 25 Maret 2017]. [pukul 13.16 WIB].
Yudhistira. 2016. Memelihara Marmut Intensif [Cara
Beternak Marmut]. Diakses di http://yudhis13.blogspot.co.id/2016/02/memelihara-marmut-cara-beternak-marmut.html. [pada tanggal 25 Maret 2017]. [pukul 13.26 WIB].