Jumat, 02 Desember 2016

NDP BAB 2

2. PENGERTIAN-PENGERTIAN TENTANG DASAR-DASAR KEMANUSIAAN
 
Bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram atau bisa dikatakan bebas dari segala yang menyusahkan. Mencari kebahagiaan adalah fitrah murni setiap manusia. Tanpa melihat apakah lelaki atau perempuan, tua atau muda, orang kaya atau orang miskin, orang besar atau orang kecil, semua menginginkan kebahagiaan. Segala tindak tanduk manusia dapat dilihat tidak lain dan tidak bukan hanyalah demi mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan bukan terletak pada tangan, mata, kaki, telinga, atau yang lainnya. Kebahagiaan terletak pada hati (jiwa). Orang yang mendapat kebahagiaan akan merasa ketenangan hati, ketenangan jiwa dan keindahan ruh. Pada kenyataannya, berbagai cara dan jalan telah ditempuh manusia untuk mendapatkan kebahagiaan. Ada yang berusaha mencari kebahagiaan melalui kekayaan, pangkat, nama, kemasyhuran atau isteri yang cantik. Hal-hal tersebut menjadi permasalahan apakah semua itu dapat memuaskan hati manusia dengan mutlak.
Banyak manusia yang mencari kebahagiaan melalui kekayaan. Setelah manusia itu mendapatkan kekayaan, rupanya tetap tidak akan dapat terhindar dari masalah-masalah yang tidak menyenangkan, yaitu ujian-ujian dalam hidup. Ujian-ujian itu merupakan sunnatullah yang sengaja Allah datangkan kepada setiap manusia. Contohnya, seseorang tidak dapat terhindar dari sakit yang Allah datangkan kepadanya. Jika sudah ditimpakan kesakitan maka di waktu itu kekayaan tidak berguna lagi. Atau misalnya di lain waktu terjadi pencurian, kebakaran, diancam orang dan sebagainya. Kalau semua itu terjadi, kekayaan sebesar apapun itu tidak dapat memberi kebahagiaan kepada manusia. Sebagian lagi mencari lewat jabatan, pangkat, dan materi. Namun, hal itu juga tidak menjamin mereka akan bahagia.
Islam telah menetapkan tugas manusia di bumi sebagai khalifah di dalamnya. Hanya saja dalam pelaksanaannya seringkali ada kesulitan, sehingga menuntutnya pun harus bersungguh-sungguh dan bersabar.
Kebahagiaan yang paling ditekankan Islam adalah kebahagiaan akhirat, namun bukan berarti kebahagiaan dunia ditelantarkan. Bahkan kebahagiaan di dunia ini berusaha diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya. Yakni dengan mengabdikan diri kepada Allah S.W.T semata sebagai panggilan dari fitrah diri manusia yang ia diciptakan di atasnya. Sehingga dengan itu akan mendapat ketenangan dan ketentraman. Dan ini menjadi kunci utama tercapainya kebahagiaan, walaupun itu dalam keadaan musibah dan bencana. Ia jadikan musibah tersebut menjadi ladang untuk mendapatkan keutamaan dan pahala besar yang menjaminnya masuk dalam surga, yakni dengan sabar.
Jika mencari kebahagiaan itu diusahakan dengan jalan kebendaan, percayalah manusia akan gagal mendapatkan kebahagiaan. Manusia akan mencapai kekecewaan, manusia akan merasa malang setiap hari, jiwa tidak akan tenang, tidak tenteram sepanjang masa. Inilah yang dikatakan ‘neraka’ sementara sebelum merasakan neraka yang sebenarnya yang dahsyat lagi mengerikan di akhirat nanti. Wallahu Ta’ala a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar